Betapa
sakitnya ketika kita tahu yang sebenarnya bahwa ketulusan cinta yang kita
berikan pada orang lain telah disalahgunakan. Walaupun, mungkin awalnya memang
untuk bermain-main dan pada akhirnya cinta sebenarnya, dan tumbuh ketulusan.
Tetap saja, salah dari awal,,,sungguh niat yang salah dan sangatlah jahat kalo
cinta (ku) dibuat untuk taruhan. Apa karena aku anak Ayah???Apa karena anak
Ayah yang tidak sembarang orang bisa mendekati terus kalian lakukan permainan
taruhan itu???Keterlaluaaaaan….
Dulu,
sekitar 2 tahun lalu, Ayah menjabat salah satu jabatan penting di Kabupaten Kebumen,
menjadi wakil rakyat sebagai Wakil Ketua DPRD dan mewakili Komisi bidang
Pendidikan. Mungkin sebenarnya juga bukan karena jabatan Ayah yang satu ini.
Karena Ayah memang sudah dari semenjak belum ada aku (aku belum lahir) adalah
orang yang aktif dalam berbagai organisasi, dari kampus, mantan kepala desa,
membangun sebuah sekolah yayasan, sampai akhirnya Ayah dipercaya untuk menjadi
wakil rakyat dan Alhamdulillah telah menyelesaikan tugasnya dengan baik dan
sekarang kembali focus di bidang pendidikan, yayasan yang telah Ayah bangun
bersama teman-teman from zero to hero.
Ayah bukanlah orang “punya” dahulu, benar-benar from zero hingga sampai saat ini. Satu hal yang bisa aku ambil dari
Ayah adalah KEJUJURAN beliau. Bahwa KEJUJURAN itu tidak selalu AJUR, justru
MUJUR, aku yang membuktikannya. Aku kenal baik siapa Ayah meskipun kami segan
dan selalu “dalem sinuhun” pada Ayah.
Hal utama yang Ayah punya adalah jujur, sisi lain dari Ayah adalah orang yang
lebih mengutamakan kepentingan orang lain diatas kepentingan keluarganya
(sampai kami sekeluarga sempat protes karena saking terlalunya) walaupun itu
adalah sikap terpuji,heheee,,,,Ayah itu berkharisma (sampai aku bingung kenapa
Ayah itu kaya ditakuti orang menurutku ketika aku kecil, ternyata kata Mama
namanya bukan ditakuti, tapi disegani), Ayah mendidik anaknya untuk selalu
bersikap sederhana meskipun kita punya lebih, mendidik anaknya mandiri,
meskipun dimanja juga (tahu kapan saat memanjakan anak dan memandirikan anak),
dan satu lagi sifat Ayah yang aku tidak menemuinya pada orang lain, yaitu
DIKTATOR kaya HITLER,,,(pernah masuk surat kabar ketika kepemimpinan Ayah
sewaktu menjabat kepala desa selama 10 tahun, kata Mama). Dan sifat itu masih
ada hingga kini, akupun pernah menangis sesenggukan karena sikap dictator Ayah.
Tapi,,,meskipun begitu,,,Ayah dapat 2 penghargaan yang menurutku itu bukanlah
suatu kebohongan belaka, karena itu memang benar adanya, Ayah dapat peghargaan
dari API (Anugerah Prestasi Indonesia) dengan kategori Indonesian Development Golden Award tahun 2006, hanya 7
orang dari sekian orang di Indonesia yang mendapatkan prestasi tersebut,
kemudian ditahun yang sama disusul penghargaan Best Executive Asian Pasific Golden Award. Padahal setahuku Ayah ga pernah ikut ajang seperti itu,
berarti itu murni dari penilaian dari masyarakat tentang Ayah. Ayah, aku tahu dibalik kekerasanmu mendidikku dan keluarga adalah untuk kebaikan kami
sekeluarga pula. Terimakasih Ayah atas hasil cucuran keringat dan tetes darah
yang kau berikan untuk kami :”)
Kembali ke soal 2 sisi uang koin….
Jangan
tanya aku tahu dari mana soal taruhan itu…dan beruntunglah aku mengambil sikap
yang tepat untuk mengakhiri hubungan itu, jauh sebelum aku tahu mengenai
taruhan yang mereka lakukan.Kamu (Nerdboy) telah menyalahgunakan KEPERCAYAAN
yang aku berikan. Aku berfikir, kalau Nerdboy tidak bisa mengambil hati
Ayah maka aku sendiri tidak yakin kita bisa bersama meski orang tua dari kita
(Nerdboy-Aku) sudah merestui dan terus memantau perkembangan hubungan kita.
Meskipun, pada akhirnya aku sendiri yang hancur, aku tidak akan mengulangi
kesalahanku untuk kedua kalinya, aku merasa gagal menjadi seorang anak dari
Ayah dan Mama. Nilai UAN SMAku yang menjadi taruhannya. Aku sendiri merasa
jijik kalo melihat nilai hasil UANku :”(
Aku
berjanji, kali itu aku boleh kalah dengan keadaan, tapi seterusnya aku yang
akan memenangkan keadaan dari kamu Nerdboy,,,kita lihat beberapa tahun kedepan,
okey!!!Itu janjiku ketika itu dan akan aku buktikan!!!!
KETULUSAN
itu ternyata MAHAAAL harganya,,,kamu (awalnya) ternyata memandangku hanya
karena aku anak Ayah…sungguh antara percaya dan tidak percaya,,,
Tidak ada komentar:
Posting Komentar